Table of Content
    Ritual Jawa membangun rumah adalah tradisi yang sering dilakukan orang Jawa ketika hendak membangun sebuah rumah. Biasanya ritual tersebut disertai dengan meletakkan sesajen atap rumah atau sebuah kain merah di atap rumah. 

    Bukan hanya ritual saja, namun banyak mitos yang tersebar mengenai tradisi membangun rumah ini, mulai dari mitos pondasi rumah, bacaan pondasi rumah dan lain sebagainya. Membangun rumah menurut adat jawa ada beberapa macam seperti congcit dan munggah molo. 

    Apa itu, dan apa tujuan orang Jawa menggunakan primbon saat membangun rumah? Temukan jawabannya di bawah ini


    Tujuan Orang Jawa Mengunakan Primbon Saat Membagun Rumah

    Sebenarnya bukan hanya adat Jawa saja, adat lain seperti sulawesi pun menerapkan tradisi membangun rumah ini. Banyak yang percaya bahwa membangun rumah tanpa melaksanakan tradisi ini, akan berdampak buruk bagi keluarga yang ada di rumah tersebut.

    Maka dari itu, orang-orang terutama masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi kepercayaan ini.

    Menurut primbon Jawa, membangun rumah tidak boleh dilakukan secara asal-asalan saja, tapi harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada.

    Seperti melakukan pernikahan, tentu ada hari dan bulan yang baik untuk melakukan pernikahan, begitu juga dengan membangun rumah, harus memperhatikan primbon membangun rumah.

    Seperti cerita dari banyak orang, banyak rumah yang akhirnya ditinggalkan begitu saja oleh penghuninya karena mereka merasa bahwa rumah tersebut tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Entah itu karena gangguan makhluk halus, ataupun karena musibah lainnya.

    Tentu semua orang ingin rumahnya nyaman dan sejahtera untuk ditinggali. Orang tua jaman dulu percaya bahwa aturan bangun rumah ini harus dilakukan agar calon penghuni rumah dapat nyaman dan bahagia tinggal di rumah tersebut.

    Tradisi Bangun Rumah Munggah Molo

    Tradisi bangun rumah atau yang biasa disebut dengan munggah molo adalah tradisi yang dilakukan pada saat pemasangan atap rumah. Tradisi ini dilakukan tepat pada saat menaikkan kerangka atap rumah atau yang disebut dengan molo sebagai penyangga genteng.

    Adat masyarakat Jawa membangun rumah ini dilakukan di pagi hari dan tentunya dilengkapi dengan sesaji. Salah satu sesaji yang harus ada yaitu pisang satu tandan. Filosofi dari pisang tersebut yaitu adalah sebuah kekompakan dan kesejahteraan di dalam keluarga dan masyatakat sekitar.

    Selain itu, sesaji yang dimasukkan adalah tebu yang telah dicabut dari pangkalnya. Maksud dari tebu ini yaitu agar keluarga selalu berada dalam kebaikan seperti halnya dengan pangkal tebu yang menopang batang tebu.

    Sesaji lainnya yaitu sewit pari atau satu ikat padi kuning yang maksudnya agar keluarga tersebut dijauhkan dari sifat sombong. Bendera merah putih yang memiliki arti nasionalisme. Uang koin sebagai modal usaha. Pakaian keluarga yang berarti tetap menjunjung tinggi kehormatan dan aurat.

    Kendi, paku berwarna emas, kayu salam, daun salam yang bertujuang untuk meminta keselamatan dari Tuhan.

    Ayam panggang, pisang, payung, agar selalu dilindungi Tuhan.

    Apakah rasa penasaran Anda sudah terjawab perihal tujuan orang Jawa menggunakan primbon saat membangun rumah? Jika ada tanggapan lain, silahkan berikan komentar pada kolom di bawah ini. Terima kasih
    Related Posts: