ACI KEBURAN PURA HYANG API
Aci Keburan, Berasal dari kata aci : persembahan ,Keburan : kebur, temu jurit(pertempuran). PERTEMPURAN UNTUK PERSEMBAHAN.
Dimulai saat Bali dahulu mengalami guncangan dahsyat maka disaat itu diutuslah para putra-putri dari Ida Sang Hyang Pasupati untuk menstabilkan kembali kehidupan di pulau Bali, ketiga putra-putri beliau adalah Ida Hyang Putranjaya, Ida Dewi Danu, Ida Bhatara Yang Geni Jaya.
Dimana dalam keberangkatanya ke Balidwipa atau pulau Bali, Ida Bhatara Hyang Putran Jaya bersama Dewi Danu berangkat melalui dasar lautan, dengan menggunakan seludang nyuh gading (masuk dalam sebuah kelapa muda), sedangkan Ida Bhatara Geni Jaya mengembara, terbang melalui udara. Selanjutnya dalam perjalanan Bhatara Hyang Geni Jaya terbang dari Gunung Semeru menuju Gunung Agung atau Tohlangkir di Besakih.
Ditengah perjalanannya beliau melirik kebawah dan dilihiatlah cahaya yang amat menyilaukan. Seketika beliau segera turun dan menuju tempat yang menyilaukan itu, ternyata sebuah batu. Maka oleh beliau kemudian batu bersinar itu disebut sebagai Watusa.
Dalam perkembangannya kata watusa mengalami perubahan bunyi menjadi klausa atau desa Kelusa. Selanjutnya lokasi Ida Bhatara Hyang Geni Jaya turun dibuat parhyangan (pura) yang disebut Pura Hyang Api. (Di kutip dari Lontar Usana Bali).
Setelah perjalanan waktu, para warga desa Kelusa terkena Marabencana (grubug) semua ternak dari warga mengalami mati mendadak. Hal ini menimbulkan niat warga untuk minta keselamatan ternak mereka di Pura Hyang Api. Usaha dari warga akhirnya terkabulkan ternak mereka lahir kembali dengan keadaan selamat.
Karena hal tersebut warga akhirnya mengaturkan bentuk trimakasih dengan tajen tumbuh-tumbuhan berupa tumbuhan jarak dan tajinya berupa duri dari buah salak, hal tersebut dilakukan selain wujud trimakasih (kaul) juga supaya daerah disekitar pura jadi ramai, sehingga berkembanglah menjadi pertempuran ayam jago hingga diwariskan sampai sekarang.
EmoticonEmoticon