NGEREBONG DENPASAR BALI
Tradisi Ngerebong sangat sakral, di mana inti dari tradisi ini ialah beberapa orang mengalami kerauhan massal, di sana ada yang menari-nari hingga melakukan ngurek/ngunying (menusuk diri menggunakan keris/benda tajam).
Menurut informasi, Tradisi Ngerebong akan dilaksanakan pada Minggu, 28 November 2021 di Pura Petilan, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Jika Anda ingin menonton acara ini, datanglah pukul 9 pagi apabila melihat rangkaian acaranya, atau jam 3 sore merupakan acara puncaknya. Tradisi ini akan berakhir ketika matahari terbenam.
TRADISI NGEREBONG
Tradisi tersebut akan diadakan setiap 6 bulan sekali sesuai dengan penanggalan Bali, yaitu setiap 8 hari setelah hari raya Kuningan. Pada hari Minggu / Redite Pon Wuku Medangsia. Pusat diadakan tradisi Ngerobong berada di daerah Kasiman. Sebelum diadalan acara puncar biasanya masyarakat sudah memenuhi area tempat acara.
Biasanya ngerobong dikenal sebagai kerauhan (kerasukan) massal, yang mana dipercaya saat itu ada Roh Bhatara / Para Dewa turun ke bumi. Orang yang kerauhan biasanya melakukan ngunying / ngurek.
Namun selain itu terdapat hal lain dari tradisi tersebut, seperti penjor-penjor yang besar, alunan musik tradisional, bunga-bungaan dalam tempayan, sabung ayam, barong dan rangda, dan masih banyak lagi yang lain-lainnya.
MAKNA DAN TUJUAN TRADISI NGEREBONG DENPASAR BALI
Tradisi tersebut sendiri memiliki tujuan atau makna, yaitu untuk meningkatkan umat Hindu agar terus menjaga keharomisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan alam atau yang dikenal dengan istilah Tri Hita Karana. Tradisi Ngerebong dilaksanakan mulai pagi hinggah soreh menjelang matahari terbenam. Dimana rangkaian acara saat itu cukup banyak
EmoticonEmoticon