Jumat, 26 Mei 2023

Raja Prabu Siliwangi Penguasa Kerajaan Pajajaran

Raja Prabu Siliwangi Penguasa Kerajaan Pajajaran

Asal-usul Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi memiliki nama asli Jaya Dewata. Ia lahir pada tahun 1401 M di Kawali Galuh, atau sekarang merupakan daerah Ciamis. Ia adalah putra dari Prabu Dewa Niskala, yang merupakan cucu dari Raja Niskala Wastu Kancana, pemimpin Kerajaan Sunda-Galuh pada tahun 1348-1475 M.

Dalam Prasasti Batutulis, Prabu Siliwangi dinobatkan sebanyak dua kali menjadi raja. Pertama, ketika ia menerima mandat untuk memimpin Kerajaan Galuh di Kawali dari ayahnya dengan gelar Dewataprana. Kedua, ketika ia menerima mandat untuk memimpin Kerajaan Sunda di Pakuan Bogor dari mertuanya bernama Prabu Susuktunggal dengan gelar Sri Baduga Maharaja.

Kerajaan Sunda-Galuh inilah yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Pajajaran yang berada di bawah kekuasaan Prabu Siliwangi. Nama Prabu Siliwangi sendiri berasal dari kata “silih” dan “wangi”, yaitu gelar turun temurun yang diberikan kepada beberapa pemimpin karena menjadi pengganti yang bisa membawa harum nama kerajaan. Gelar ini juga pernah disematkan kepada Niskala Wastu Kancana, kakek Prabu Siliwangi.

Masa Kejayaan Prabu Siliwangi

Masa kejayaan Prabu Siliwangi terjadi saat ia memegang pemerintahan di Kerajaan Pajajaran. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan Pajajaran selalu dalam keadaan teratur dan tenteram. Hal ini karena kebijakan Prabu Siliwangi yang menuruti wasiat sang kakek untuk membebaskan penduduk Pajajaran dari empat macam pajak. Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang memegang teguh kesetaraan dalam kehidupan sosial.

Dalam hal pembangunan, Prabu Siliwangi juga memperkuat kerajaannya di berbagai bidang. Ia memiliki pasukan kerajaan yang besar dan kuat, bahkan juga pasukan astral atau gaib yang tidak kasat mata. Ia juga membangun parit pertahanan, memperkuat angkatan perang, menyusun formasi perang, walaupun untuk angkatan laut cenderung lemah.

Prabu Siliwangi juga dikenal sebagai raja yang toleran terhadap agama Islam yang mulai masuk ke Nusantara. Ia tidak menentang kehadiran agama baru tersebut, bahkan sempat menikahi seorang muslimah bernama Subang Larang, putri dari Ki Gedeng Tapa, seorang ulama terkemuka di Banten³. Ia juga menjalin hubungan baik dengan beberapa kerajaan Islam di Nusantara, seperti Demak dan Cirebon.

Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja adalah raja pertama Kerajaan Pajajaran yang berkuasa antara 1482-1521 M. Ia adalah salah satu raja terhebat di Nusantara yang berhasil membangun kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Jawa Barat. Selain itu, ia juga dikenal sebagai raja yang memiliki kesaktian yang melegenda dan tak tertandingi.

Apa saja kesaktian raja Prabu Siliwangi?

Kesaktian Bertarung

Salah satu kisah kesaktian Prabu Siliwangi adalah saat ia bertarung dengan sekawanan macan putih gaib yang mengganggu wilayah kerajaannya. Ketika itu, ia sedang istirahat di Curug Sawer, Majalengka. Namun, karena keberanian dan kekuatannya, Prabu Siliwangi bisa mengatasi pertarungan sengit tersebut. Bahkan, ia mampu mengalahkan raja macan putih yang bernama Maung Bodas.

Karena kemenangannya atas Maung Bodas, para macan itu akhirnya tunduk dan mengabdi kepada Prabu Siliwangi. Mereka juga memberikan suatu pusaka berupa kulit harimau sakti yang bisa melindungi Prabu Siliwangi dari segala bahaya. Kulit harimau sakti itu kemudian disebut sebagai Keris Naga Runting, salah satu pusaka terkenal milik Prabu Siliwangi.

Kesaktian Terbang

Kesaktian lain yang dimiliki Prabu Siliwangi adalah mampu terbang layaknya burung. Konon, ia memiliki suatu pusaka yang bisa membantunya terbang ke mana saja. Pusaka itu adalah sebuah cincin berlian yang disebut Cincin Badar Bintang. Cincin ini juga bisa membuat Prabu Siliwangi berubah wujud menjadi apa saja.

Dengan bantuan Cincin Badar Bintang, Prabu Siliwangi bisa berkeliling Nusantara tanpa diketahui orang lain. Ia juga bisa mengawasi wilayah kerajaannya dari udara dan menghindari serangan musuh. Salah satu kisah kesaktian Prabu Siliwangi terbang adalah ketika ia mengunjungi Kerajaan Demak untuk bertemu dengan Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Nusantara.

Kesaktian Menghilang

Prabu Siliwangi adalah raja yang gemar bertapa, meditasi, atau bersemedi. Ia sering melakukan hal itu di gua-gua, salah satunya adalah Gua Sungging di Sukabumi. Di tempat-tempat pertapaan itu, ia mendapatkan banyak ilmu gaib dan kesaktian. Salah satunya adalah ilmu menghilang yang bisa membuatnya lenyap dari pandangan orang lain.

Ilmu menghilang Prabu Siliwangi ini juga konon digunakan ketika ia moksa atau meninggal dunia di hutan Sancang, Garut. Menurut cerita, ia tidak mau meninggalkan kerajaannya dengan cara biasa, tetapi dengan cara menghilang dan menyatu dengan alam. Ia juga tidak mau terlibat dalam pertempuran dengan anaknya sendiri, Kian Santang, yang memberontak karena tidak setuju dengan kebijakan ayahnya.

Kesaktian Bala Tentara Astral

Prabu Siliwangi adalah raja yang disegani dan dihormati. Ia memiliki pasukan kerajaan yang besar dan kuat. Namun, tidak hanya itu, ia juga memiliki pasukan astral atau gaib yang tidak kasat mata. Pasukan ini disebut Pasukan Siliwangi atau Pasukan Wali Songo, karena terdiri dari sembilan orang sakti yang merupakan keturunan dari Sunan Giri.

Pasukan Siliwangi ini bisa membantu Prabu Siliwangi ketika berperang dengan musuh-musuh kerajaannya. Mereka bisa mengalahkan lawan-lawan dengan kekuatan gaibnya. Pasukan ini juga bisa menjaga kerajaan dari gangguan makhluk halus atau jin. Pasukan ini juga loyal dan setia kepada Prabu Siliwangi hingga akhir hayatnya.

Pertarungan Raja Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja adalah raja terhebat Kerajaan Pajajaran yang berkuasa antara 1482-1521 M. Ia dikenal sebagai raja yang memiliki kesaktian yang melegenda dan tak tertandingi. Namun, ia juga pernah terlibat dalam beberapa pertarungan yang menegangkan dan bersejarah. Apa saja pertarungan raja Prabu Siliwangi? Berikut ulasannya.

Pertarungan dengan Sekawanan Macan Putih Gaib

Salah satu kisah kesaktian Prabu Siliwangi adalah saat ia bertarung dengan sekawanan macan putih gaib yang mengganggu wilayah kerajaannya. Ketika itu, ia sedang istirahat di Curug Sawer, Majalengka. Namun, karena keberanian dan kekuatannya, Prabu Siliwangi bisa mengatasi pertarungan sengit tersebut. Bahkan, ia mampu mengalahkan raja macan putih yang bernama Maung Bodas.

Karena kemenangannya atas Maung Bodas, para macan itu akhirnya tunduk dan mengabdi kepada Prabu Siliwangi. Mereka juga memberikan suatu pusaka berupa kulit harimau sakti yang bisa melindungi Prabu Siliwangi dari segala bahaya. Kulit harimau sakti itu kemudian disebut sebagai Keris Naga Runting, salah satu pusaka terkenal milik Prabu Siliwangi.

Pertarungan dengan Sunan Kalijaga

Pertarungan lain yang pernah dialami Prabu Siliwangi adalah dengan Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Nusantara. Pertarungan ini terjadi ketika Prabu Siliwangi mengunjungi Kerajaan Demak untuk bertemu dengan Sunan Kalijaga. Namun, di tengah perjalanan, ia dihadang oleh pasukan Demak yang tidak mengenali dirinya.

Prabu Siliwangi kemudian bertarung dengan pasukan Demak dan berhasil mengalahkan mereka. Namun, ia juga terluka parah akibat serangan panah. Ia kemudian dibawa ke rumah Sunan Kalijaga yang menyembuhkan lukanya. Sunan Kalijaga juga meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi dan menjelaskan tentang ajaran Islam kepada Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi kemudian menghormati agama Islam dan tidak menentang penyebarannya di tanah Sunda.

Pertarungan dengan Anaknya Sendiri

Pertarungan terakhir yang dialami Prabu Siliwangi adalah dengan anaknya sendiri, yaitu Raden Kian Santang. Raden Kian Santang adalah putra Prabu Siliwangi dari permaisuri Subang Larang, seorang muslimah dari Banten. Raden Kian Santang juga menganut agama Islam dan menjadi penyebar Islam di tanah Sunda.

Raden Kian Santang memberontak terhadap ayahnya karena tidak setuju dengan kebijakan Prabu Siliwangi yang masih mempertahankan tradisi Hindu-Buddha. Ia juga ingin menggantikan ayahnya sebagai raja Pajajaran. Raden Kian Santang kemudian memimpin pasukan pemberontak untuk menyerang Pakuan Pajajaran, ibu kota kerajaan.

Prabu Siliwangi tidak mau berperang dengan anaknya sendiri. Ia juga tidak mau meninggalkan kerajaannya dengan cara biasa. Ia kemudian memutuskan untuk moksa atau meninggal dunia dengan cara menghilang dan menyatu dengan alam. Ia pergi ke hutan Sancang, Garut, dan menghilang di sana dengan diiringi oleh macan putih dan hitam yang merupakan penjaga kerajaannya.

Akhir Hidup Prabu Siliwangi

Akhir hidup Prabu Siliwangi tidak diketahui secara pasti. Ada beberapa versi yang berbeda tentang bagaimana ia mengakhiri masa pemerintahannya. Berikut adalah beberapa versi yang paling populer:

  • Versi pertama menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi meninggal dunia dengan tenang di Pakuan Pajajaran dan dimakamkan di Batutulis, Bogor. Makamnya kemudian menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Sunda.
  • Versi kedua menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi moksa atau meninggal dunia dengan cara menghilang dan menyatu dengan alam. Ia pergi ke hutan Sancang, Garut, dan menghilang di sana dengan diiringi oleh macan putih dan hitam yang merupakan penjaga kerajaannya.
  • Versi ketiga menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi tidak mati atau moksa, melainkan memindahkan kerajaan Pajajaran ke alam gaib. Ia bersama siluman harimau putih dan pasukannya menghilang ke alam lain yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Kerajaan Pajajaran gaib ini masih ada hingga sekarang dan Prabu Siliwangi masih menjadi rajanya.

Penutup

Itulah beberapa versi tentang akhir kisah Prabu Siliwangi, raja sakti dari tanah Pasundan. Kisah-kisah ini tentunya tidak bisa dipastikan kebenarannya secara ilmiah, namun tetap menarik untuk diketahui sebagai bagian dari warisan budaya dan sejarah Nusantara. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.


This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon