Membatalkan Shalat Sunnah Saat Dipanggil Orangtua
Mengenai hal ini, banyak muncul pertanyaan-pertanyaan, ketika kita puasa sunnah boleh hukumnya kita membatalkannya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satu pertanyaan yang muncul seperti ini, "apakah juga dibolehkan kalau kita sedang sholat sunnah, misalnya sholat rawatib pada pertengahan sholat dipanggil orang tua?
JAWABAN-. Dalam pelaksanannya puasa sunnah memang sedikit berbeda dengan puasa wajib. Pertama, boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puasa puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar. Kedua, boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah.
Kedua, hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Pada suatu hari, Nabi SAW menemuiku dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Beliau berkata, “Kalau begitu saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kurma, samin dan keju).” Maka beliau pun berkata, “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi aku berpuasa.” [HR. Imam Muslim]
Ketiga, seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizing suaminya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan seizinnya.” [HR. Imam Bukhori]
Kemudian bagaimana kalau kita sedang sholat sunnah dan di pertengahan sholat orang tua kita memanggil, bolehkah kita membatalkannya? Kalau jarak kita dengan orang tua tidak terlalu jauh (sekiranya terdengar suara kita), maka sebaiknya kita mengeraskan bacaan kita (misalnya bacaan takbir) agar orang tua kita mengetahui kalau kita sedang sholat. Akan tetapi, bagaimana kalau memang panggilan itu sangat mendesak yang sekiranya kalau kita menjelaskan sholat sunnah sampai membuat sakit hati orang tua?
Mengenai hal ini, banyak muncul pertanyaan-pertanyaan, ketika kita puasa sunnah boleh hukumnya kita membatalkannya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satu pertanyaan yang muncul seperti ini, "apakah juga dibolehkan kalau kita sedang sholat sunnah, misalnya sholat rawatib pada pertengahan sholat dipanggil orang tua?
JAWABAN-. Dalam pelaksanannya puasa sunnah memang sedikit berbeda dengan puasa wajib. Pertama, boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puasa puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar. Kedua, boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah.
Kedua, hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Pada suatu hari, Nabi SAW menemuiku dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Beliau berkata, “Kalau begitu saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kurma, samin dan keju).” Maka beliau pun berkata, “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi aku berpuasa.” [HR. Imam Muslim]
Ketiga, seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizing suaminya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan seizinnya.” [HR. Imam Bukhori]
Kemudian bagaimana kalau kita sedang sholat sunnah dan di pertengahan sholat orang tua kita memanggil, bolehkah kita membatalkannya? Kalau jarak kita dengan orang tua tidak terlalu jauh (sekiranya terdengar suara kita), maka sebaiknya kita mengeraskan bacaan kita (misalnya bacaan takbir) agar orang tua kita mengetahui kalau kita sedang sholat. Akan tetapi, bagaimana kalau memang panggilan itu sangat mendesak yang sekiranya kalau kita menjelaskan sholat sunnah sampai membuat sakit hati orang tua?
HUKUM-, membatalkan sholat sunnah untuk memenuhi panggilan orang tua, boleh. Dan menjadi sunnah pahala tidak memenuhi panggilan itu menimbulkan masyaqat beliau berdua (orang tua) bahkan menurut Syeikh Tajuddin As-Subki
EmoticonEmoticon