Selasa, 30 November 2021

Tradisi Perang Obor Masyarakat Jepara

Tags

PERANG OBOR

Perang Obor atau disebut juga obor-oboran, merupakan salah satu upacara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Jepara, khususnya Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. 


Perang Obor rutin digelar setiap pada Senin Pahing, malam Selasa Pon di Bulan Dzulhijjah dalam kalender Jawa atau Arab.


Beginilah cara atau bentuk kegiatan Tradisi Perang Obor  Masyarakat Jepara


Pemainnya hanya berasal dari para pria. Peserta juga harus memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi pemain perang obor. Hanya mereka yang berusia minimal 17 tahun yang memiliki sehat jasmani dan rohani. Orang yang tak mudah emosi menjadi persyaratan yang wajib dipenuhi. Pasalnya para pemain harus melaksanakan tradisi dengan hati yang bersih.



Bentuk obor tidak seperti obor pada umumnya menggunakan bambu. Namun berasal dari blarak atau daun kelapa kering diikat dengan klaras atau daun pisang kering. Pelepah daun kelapa sengaja tidak dipotong panjang obor leih dari 2 meter. Durasi permainan kurang lebih 3 menit bersamaan habisnya obor dilalap api.


Tujuan dan makna tradisi perang obor

Makna mendalam tertuang pada tradisi perang obor warga Desa Tegalsambi adalah wujud syukur dan doa akan hasil bumi yang melimpah. Tradisi perang obor bermula dari Legenda perkelahian Mbah Gemblong dan Kiai Babadan. Keduanya bertengkar karena ternak Mbah Gemblong sakit-sakitan di kandang. 


Kelakuan Mbah Gemblong memicu kemarahan Kiai Babadan dan keduanya beradu saling serang dengan obor.Hingga kadang terbakar dan membuat ternak berhamburan. Baiknya, ternak menjadi sehat dan gemuk berkat merumput di luar kandang.



Baiklah Saudara Sebangsa Setanah air, setelah belajar dan berjalan-jalan di Jawa Tengah, ayo kita belajar dan berjalan-jalan ke daerah lain di Indonesia yang memiliki keunikan lainnya dengan cara like, komen, share ataupun mengirimkan admin kenunikan daerah kalian masing-masing.

 



EmoticonEmoticon