Kita mengetahui akan kalam ini
''Wa idz ta'adzdana robbukum lain syakartum laazidannakum walain kafarum inna adzabi lasyadid''
Artinya ''dan (ingatlah) tatkala pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sunggu aku akan tambahkan unyuk kalian (akan nikmat) dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-ku sangatlah pedih''
Dari dawuh ini orang jawa memahami mengenai pentingnya bersyukur kepada sang Hyang sejati, bersyukur ini bukan hanya diwujudkan ketika mendapatkan akan kenikmatan, namun ketika diuji dengan musibah maka orang Jawa masih menerapkan akan rasa syukurnya.
Mungkin sebagian dari sodaraku menganggap bahwa selametan ini merupakan tradisi yang mengandung kesyikirakan / musyrik yang mana perlu dihilangkan.
Memang terkadang ada beberapa hal yang menyimpang, seperti memeberikan sesembahan atau sesajen kepada pohon, gunung, sungai, gowa, bahkan makam, dan hal-hal lainya.
Namun kita sebagai orang yang beragama tidak bisa serta-merta melarang akan hal ini, tugas kita mengarahkan sedikit demi sedikit ke arah manunggal kepada sang Hyang sejati.
Dan hal macam ini lah yang diajarkan oleh beberapa tokoh guru, utamanya yang saya kenal dengan nama Mbah Sunan Kalijaga yang mana dalam hal ini menerapkan konsep selametan dengan diimbangi dengan Doa-doa Islam.
Orang Jawa memahami tentang bahwa dunia adalah dzat yang mengusai, kita diharuskan bersahabat dengan alam, maka dari hal tersebut perwujudan persahabatannya dengan cara sedekah.
Sedekah ini tujuannya banyak sekali, mulai dari dilimpahkannya kenikmatan dari gusti Allah, dilancarkannya rezeki, serta dihilangkannya dari pagebluk dan musibah yang ada.
Jika Anda menginginkan apa yang dihajatkan dipermudah oleh sang Hyang sejati, maka langkah yang dijalani adalah dengan melakukan langkah sedekah,
EmoticonEmoticon