Rabu, 08 Desember 2021

Mengenal Asal-usul Tari Kecak

Tags

 

TARI KECAK

Tari kecak lebih dikenal dengan sebutan tari cak atau tari api. Tarian ini merupakan tarian pertunjukkan hiburan yang menggambarkan seni peran dan tidak diiringi dengan alat musik atau gamelan. Namun, hanya diiringi oleh paduan suara sekelompok penari laki-laki yang berbaris melingkar memakai kain poleng.


Tari Kecak memiliki makna dan pesan moral yang patut diketahui dan diterapkan. Disamping itu tarian sakral ini pada 25 Februari 2008 sempat mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena berhasil menarikan Tari Kecak sebanyak 5555 orang di Pantai Pandawa.




Penari biasanya kemasukan roh dan bisa berkomunikasi dengan para Dewa atau para leluhur yang telah disucikan. Penari tersebut dijadikan media untuk menyatakan sabda-nya. Saat kerasukan, mereka juga akan melakukan tindakan diluar dugaan, seperti melakukan tindakan yang berbahaya atau mengeluarkan suara yang mana suara tersebut belum pernah dikeluarkan sebelumnya. 




Alunan musik tari kecak juga berasal dari suara krincingan yang diikatkan pada kaki penari peran Ramayana. Di dalam lingkaran, para penari lainnya beraksi, mereka memainkan tarian yang diambil dari episode cerita Ramayana yang berusaha menyelamatkan Sinta dari tangan jahat Rahwana.


ASAL MULA TARI KECAK 



Wayan Limbak merupakan sosok yang menciptakan tari kecak. Pada Tahun 1930, Limbak sudah mempopulerkan tarian ini ke mancanegara dan di bantu oleh Walter Spies, pelukis asal Jerman. Para penari laki-laki yang menari kecak akan meneriakkan kata "cak cak cak". dari situlah nama kecak tercipta.


MAKNA TARI KECAK



Kisah ini menunjukkan kepercayaan Ramah kepada Tuhan, kerja kerasnya dan kesetiaan Sinta kepada sang suami yang tentu patut untuk diteladani. Dari kisah ini, tentunya kita selalu memohon perlindungan dari Tuhan agar selalu di jauhkan dari marabahaya. Kita percaya bahwa Tuhan selalu ada dan senantiasa melindungi umatnya.



PESAN MORAL TARI KECAK

Tari kecak memiliki kisah yang mendalam dan menyampaikan pesan moral kepada penontonnya. Seperti kesetiaan Sinta kepada suaminya Rama, juga burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Sinta dari cengkraman Rahwana. Dari cerita itu, kita juga diajarkan agar tidak memiliki sifat buruk seprti Rahwana yang serakah dan suka mengambil milik atau hak orang lain secara paksa. 



EmoticonEmoticon