Pada saat melahirkan ari-ari akan ikut keluar bersama dengan sang bayi, dan saat itulah ari-ari akan dipotong dan harus dikubur agar tidak terjadi pembusukan,dan ada juga beberapa mitos ari-ari bayi yang di percaya oleh sebagian orang.
Tata Cara Penguburan Ari-ariĀ Yang Benar
Pada proses penguburan ari-ari tentunya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, yang mana tata cara tertentu yang haru diikuti, sesuai adat dan tradisi atau bahkan panduan dari tokoh agama.
Adapun tata cara mengubur ari-ari bayi yakni :
1. Siapkan Ari-ari Untuk Dikubur
Ari-ari bayi yang baru lahir hendaknya dibersihkan dengan cara gosokkan secara perlahan agar darahnya hilang setelah itu gosokkan garam kasar dan asam jawa, agar ari-ari tidak disemuti lalu kemudian cuci bersih ari-ari bayi dengan air yang mengalir hingga ari-ari bayi ini bersih.
2. Bungkus Ari-ari dan Simpan Dalam Wadah
Setelah ari-ari bayi sudah bersih maka siapkanlah kain mori atau kain kafan sebagai pembungkus ari-ari. Beberapa orang ada yang menggunakan kendi dari tanah liat sebagai wadah sebelum akhirnya ari-ari dikubur. Jangan lupa berikan bawang merah,bawang putih, kembang boreh, garam, gula, sedikit kelapa, buku dan pensil.
3. Gali Lubang Untuk Mengubur Ari-ari
Setelah ari-ari sudah dibungkus dan dimasukkan dalam wadah siapkan liang untuk mengubur ari-ari ini yang mana biasanya dilakukan di halaman rumah orang tuanya.
Sebelumnya galilah tanah sekitar 70 cm atau sekitar satu lenngan agar ari-ari tidak mudah digali oleh binatang. Jika bayinya perempuan, letak lubang berada di sebelah kiri pintu utama rumah. Sedangkan jika bayinya laki-laki, lubangnya terletak disebelah kanan pintu.
4. Proses Mengubur Ari-ari Bayi
Ari-ari yang telah terbungkus rapi dibawa dengan cara digendong menyamping di bagian pinggang. lalu masukkan ke dalam lubang dan timbun dengan tanah, lakukan sampai ari-ari tertimbun dengan baik agar aman dari gangguan dari binatang.
Dan selasai itu kuburan ari-ari diberi pagar bambu lalu ditumpuk dengan keranjang. Selama 35 hari kuburan diberi penerangan yang mana memiliki makna dimana dengan lampu ini baik ari-ari maupun si jabang bayi akan diberi penerangan dalam perjalan hidupnya.
“Kowe iki anakku, yo kuwi sadulure tuwo jabang bayine, reksanen, emongen sadulurmu enom/jabang bayine”.
Selain itu ada beberapa mitos yang berkembang di masyarakat Jawa yang masih diyakini sampai sekarang. Adapun beberapa mitos yang berkembang seputaran ari-ari antara lain :
- Ari-ari dianggap saudara bagi bayi.
- Ari-ari dianggap sebagai saudara spritual setelah bayi lahir yang mana keberadannya menjadi petunjuk yang mana sebelumnya kakang bawah atau air ketuban yang mendahului kelahiran bayi yang mana kakang kawah diidentikkan sebagai hal-hal yang berseifat baik sedangkan ari-ari identik dengan hal-hal yang bersifat buruk atau nakal.
- Ari-ari bagi orang Jawa dipercaya sebagai sumber kekuatan spritual yang mana seseorang dapat memiliki kemampuan menyembuhkan, berdagang dan percintaan untuk mendapatkannya dilakukan dengan cara bertapa.
- Sebelum datang kematian orang Jawa akan meruwat para sedulur (ari-ari yang ditanam) tersebut yang mana nantinya tidak akan menghambat saat di alam kubur.
- Dan dalam mengubur ari-ari hendaknya tidak terlalu dalam karena menurut kepercayaan orang Jawa ari-ari yang ditanam terlalu dalam dapat membuat bayi sulit berbicara, ada juga yang menyatakan sesak napas kerana ari-ari tertimbun sesuatu.
Inilah cara Masyarakat Jawa memandang tentang hal ini, yang mana kepercayaan ini diyakini sampai sekarang dan terus berlanjut ke generasi selanjutnya.