Mendengar tentang pemakaman pastinya ada perasaan yang menyedihkan karena orang yang ada disekitar kita bahkan orang-orang yang kita sayangi meninggalkan kita.
Ritual pemakaman diberbagai wilayah negara sangatlah berbeda-beda sesuai dengan adat dan tradisi masing-masing negara.
Di Indonesia ritual pemakaman umumnya dilakukan dengan mengadakan pemakaman, akan tetapi bagaimana dengan negara-negara lain.
Ritual Pemakaman Menyeramkan dan Aneh
Begitu banyak tradisi yang dialkukan di negar-negara beragam mulai dari memakan daging anggota keluarga yang meninggal, memutilasi jenasah dan diberikan kepada burung pemakan bangkai sampai menari dengan mayat.
1. Ritual Pemakaman Endocannibalism
Ritual pemakaman yang sangat mengerikan sudah menjadi tradisi di suku Yanomami, dalam bahasa Yunani Endo berarti internal sedangkan canibalism yakni kanibal memakan makhluk sesama.
Suku ini menggunakan ritus Enducanibalism atau memakan daging manusia yanga sudah meninggal dari komunitas suku atau masyarakat yang sama.
Suku Yanomami meyakini bahwa jiwa mereka akan tenang dan dilidungi setelah tubuhnya mati. Jiwa yang telah mati bisa beristirahat jika sudah melakukan membakar tubuhnya atau tubuhnya telah dimakan oleh kerabatnya.
Dengan ritual bernyanyi bisa memanggil roh dan menghilangkan kesedihan kerabat. Setelah itu jenasah di bakar dan mengumpulkan tulang-tulang yang tersisa dari pembakaran mayat dan menjadikan bubuk yang telah di campur dengan abu dari tubuh yang telah terbakar lalu abu itu dicampurkan dengan sup pisang dan dibagikan kepada semua kerabat.
Akan tetapi bila kasusnya berbeda dimana kerabat atau anggota desa di bunuh hanya wanita yang memakan abu dan setelah itu dilakukan balas dendam pada pelakunya. Upacara dilakukan pada malam yang sama, dan pembalasan dilakukan dengan menyerang wilayah musuh.
2. Turning Of The Bones, Madagaskar
Penduduk pribumi Malagasi melakukan tradisi Turning of the Bones yang mana tradisi ini dilakukan setiap tujuh tahun.
Orang-orang Malagasi mempercayai bahwa jiwa orang yang meninggal hanya bisa bersatu dengan dunia leluhur ketika tubuh mereka sudah membusuk. Dengan ritual ini keluarga mengambil tulang leluhur mereka dan membungkus kembali tulang mereka dengan kain kafan baru yang indah, lalu menari dengan tulang sembari memainkan musik
3. Jhator, Masyarakat Buddha di Tibet
Jhator sering juga disebut sebagai pemakaman langit yang mana pemakaman ini tidak dilakukan dengan sembarangan hanya yang meninggal berusia 18 tahun keatas saja yang bisa. Akan tetapi bila jenasah meninggal karena penyakit atau kecelakaan tidak akan dilakukan ritual itu.
Masyarakat Tibet memiliki kepercayaan bahwa kematian harus kita sambut dengan suka cita karena adanya renkernasi pada kehidupan setelah kematian. Adapun ritual pemakaman masyarakat Buddha di Tibet, melihat kawasan yang ada dikawasan Gunung Himalaya ini, jenasah tidak bisa dikubur karena struktur tanah berbatu dan terlalu keras. Mau di kremasi tak ada bahan bakar dari kayu, sehingga untuk ritual pemakamnnya dilakukan dengan cara memutilasi jenasah dan meletakkan diatas tanah untuk dimakan burung bangkai atau burung nasar.
Yang mana diyakini oleh masyarakat Tibet bahwa burung nasar merupakan renkernasi dari malaikat yang akan mengantarnya ke surga untuk kehidupan selanjutnya. Prosesi ritual pemakamannya dilakukan setelah upacara kematian, jenasah dibiarkan 3 hari dan para biksu berdoa mengelilingi jenasah tersebut, upacara jhotor dilakukan keesokan harinya sebelum fajar di atas bukit.
Melihat dan menyaksikan pemakaman seperti ini pastinya akan menimbukan kengerian dan tak masuk diakal, akan tetapi ini adalah kepercayaan dan adat masing-masing negara.