Table of Content

    Suku Dayak merupakan suku yang banyak tersebar di Kalimantan, Yang mana Suku Dayak terkenal akan  Mandau terbang, Santet, bahkan yang paling terkenal yakni tradisi Ngayau.

    Tradisi Ngayau adalah tradisi berburu kepala yang dilakukan oleh orang-orang Dayak masa dulu. Dalam bahasa Dayak Kayau berati musuh jadi dengan kata lain ngayau berarti berburu kepala musuh.
    Akan tetapi tidak semua Suku Dayak melakukan itu.


    Mengenal Tradisi Ngayau di Suku Dayak 

    Tradisi ngayau sesungguhnya adalah tradisi yang mana korban kepala manusia dari pihak musuh di penggal, yang mana ini berkaitan dengan berburu kepala. Adapun suku yang melakukan ini adalah Suku Ngaju,Suku Iban, dan Suku Kenyah.

    Tradisi ngayau bagi Suku Dayak Ngaju dilakukan untuk kepentingan upacara Tiwah yaitu upacara sakral terbesar Dayak Ngaju untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yag telah meninggal dunia menuju langit ke tujuh.

    Mereka melakukan ritual ini biasanya mengincar lelaki adat yang kuat berkelahi, konon bila buruan meraka kuat maka ritual Tiwah akan lancar. Pesta pemotogan kepala pertanda mengahiri masa perkabungan dan menyertai upacara inisiasi untuk memasuki sistem status bertingkat, untuk prajurit perang.

    Dayak kenyah tradisi ngayau berkaitan dengan tradisi Mamat. Prajurit yang menang dan kembali dengan buruannya maka disambutlah dengan tradisi Mamat Bali Akang yang amat keramat, diringi alat musik tradisional seperti sampe, gambangan kayu, para perempuan Suku Dayak kenyah menyambut dengan tarian penayambutan Datun Julud. 

    Bagi pemburu-pemburu yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari sepuluh sampai dua puluh orang laki-laki yang bergerak secara diam dan tiba-tiba, apabila berhasil dalam melakukan perburuan maka mereka berhak memakai gigi macan kumbang di telinganya. Setelah diadakan upacara kepala-kepala akan dipajang dan digantung di beranda rumah panjang.

    Begitupun Suku Dayak Iban juga menyebut perburuan kepala disebut Gawai yang mana upacara ini tidak hanya bersifat religius, tetapi juga melibatkan pesta besar-besaran dengan minuman-minuman dan bersenang-senang.

    Bagi orang Dayak tengkorak kepala manusia yang sudah dikeringkan adalah sihir yang sangat kuat di dunia. Praktek dalam memburu kepala manusia merupakan kekuatan supernatural yang dilakukan oleh orang dayak diyakini adalah kepala manusia.

    Itulah sebabnya bila ada kepala yang baru dipenggal dinyatakan sebagai penyelamat seluruh kampung dari wabah penyakit. Dengan mantra-mantra kepala manusia itu  mampu untuk dijadika sebagai sebuah kekuatan magis untuk menurunkan hujan, meningkatkan panen, dan mengusir roh-roh jahat. Akan tetapi bila kekuatan sudah pudar maka diperlukan lagi tengkorak Kepala manusia yang baru.

    Tragedi Sampit Yang Menyebabkan Kembalinya Tradisi Ngayau

    Suku Dayak sangat terkenal akan suatu tradisi yang sangat mengerikan yang mana ini pernah terjadi pada saat ada pertikaian antara suku Dayak dengan suku Madura di Sampit. Tradisi penggal kepala biasa terjadi pada masa perang suku. Ini adalah sejarah kelam Suku Dayak, yang mana kita kenal tradisi ini adalah Ngayau

    Kerusuhan etnis di Sampit menjadikan suatu Suku Dayak adalah petarung yang tak kenal takut. Dimana kemurkaan mereka, sehingga tradisi ngayau atau penggal kepala seakan lahir kembali. Banyaknya jatuh korban tanpa kepala tak peduli usia maupun jenis kelaminnya.  Dari data yang tercatat korban banyak yang berjatuhan sebanyak 400 jiwa pada tahun 2001

    Dengan kesetanan mereka memburu pendatang Madura dengan keahlian khas Suku Dayak yakni dia mampu mengenali korbannya hanya dengan mengenali aroma tubuhnya yang disebut-sebut mirip bau sapi.

    Kini tradisi ini bisa dilakukan kembali akan tetapi bukan lagi kepala manusia yang jadi korban akan tetapi kepala hewan seperti babi.

    Ini suatu pembelajaran bagi kita semua janganlah kita mengusik keberadaan mereka, karena bila mereka terusik akan terjadi apa yang tak pernah kita duga. Dimana kaki berpijak disitulah adat dijunjung.
    Related Posts: