Tradisi Ma'baca-baca Di Lihat Dari Sudut Agama Islam

Dalam tradisi adat istiadat masyarakat Bugis sering melakukan namanya ma baca-baca, tiap ada hajatan di lakukan kebanyakan masyarakat Bugis pastinya melakukan yang namanya ma'baca-baca.

Acara ma'baca-baca ini sudah telah bercampur dengan pengaruh ajaran Islam. Dimana kita mengetahui bahwa mayoritas orang Bugis beragama Islam. Walaupun tradisi ma'baca-baca dekat dengan kemusyrikan.

Doa-doa yang dilantunkan baik doa tolak bala,doa rasa bersyukur dan doa untuk orang mati diubah dengan yang berhubungan dengan yang bernuansa Islami.

Ma'baca-baca Dalam Tradisi Masyarakat Bugis

Ada suatu tradisi yang sering kita dengar dan lihat bila datang ke daerah Bugis yaitu tradisi mattampung dimana acara akan dilakukan bila seseorang telah meninggal masuk 7 hari, 14 hari atau 40 hari. Yang mana biasanya tradisi ini akan mengadakan penyembelihan seekor sapi.

Dalam tradisi ma'baca-baca ini sudah mendarah daging dilakukan oleh kalangan masyarakat Bugis bila tidak dilakukan takutnya ada sesuatu hal yang tidak diinginkan. Terkadang mereka didatangi oleh orang-orang yang telah mendahului mereka yakni orang yang sudah meninggal, melalui mimpi, bila mereka tidak melakukan yang namanya ma'baca-baca.

Tata Cara Ritual Ma'baca-baca Yaitu :

• Sebelumnya makanan akan disiapkan dimana tiap nampan berisi nasi putih, nasi ketan (sokko), telur ayam kampung, buras dan berbagai macam lauknya itu disusun didalam satu baki ada juga kebokan, air putih,pisang dan dupa-dupanya.
• Di dalam setiap ma'baca-baca biasanya ada beberapa nampan disiapkan, karena tiap nampan ada ditujukan seperti nampan pertama ditujukan untuk orang yang meninggal, nampan kedua ditujukan untuk pusat rumah (possi bola) begitu seterusnya.
• Setelah semuanya sudah siap maka dipanggillah orang untuk ma'baca-baca yang dianggap sesepuh atau tokoh masyarakat dalam sebuah kampung atau orang yang dituakan dalam sebuah keluarga.
• Sebelumnya dupa-dupa yang dinyalakan yang mana sudah berisikan bara api ditaburi kemenyan kalau tak ada kemenyan kadang juga gula pasir sehingga berasap membumbung tinggi
• Saat itulah sesepuh atau orang yang dipercayakan akan membacakan doa dan kalimat-kalimat ayat suci yang mana setiap baki akan dibacakan doa.

Ma'baca-baca sering dilakukan pada saat mau memasuki bulan suci Ramadhan yakni mendoakan keluarga kita yang telah meninggal, begitupun bila naik rumah baru dan tolak bala.

Dalam pelaksanaannya, mereka hanya merubah doa-doa yang sebelumnya bersifat ananisme (kepercayaan nenek moyang) dan diganti dengan doa yang sesuai dengan tuntunan Al-quran dan haditsnya.

Begitulah adat istiadat masyarakat Bugis akan tetap dilestarikan walaupun banyak kaum awam melihatnya bahwa ma'baca-baca ini sudah mendekati kemusyirikan namun bagi mereka yang paham bahwa ma'baca-baca ini tidaklah bertentangan dengan syari'at Islam.