Table of Content
    Bila Anda akan pergi berwisata ke daerah Malang, ada satu tempat wisata yang populer akan keindahannya yakni Air Terjun Coban Rondo yang mana keindahan dan kesejukan airnya akan membuat kita terpesona.

    Dimana Air Terjun Coban Rondo ini merupakan bagian dari kelompok air terjun bertingkat yang mana dimulai dengan air Terjun kembar yang bernama Coban Manten, yang bergabung menjadi satu dinamakan Coban Dudo, Dan kemudian mengalir ke bawah dengan nama Coban Rondo  


    Mitos Yang Berkembang Sekitar Air Terjun Coban Rondo

    Curahan air terjunnya yang indah yang sangat menyejukkan ternyata menyimpan sebuah mitos dibaliknya. Banyak yang mempercayai bahwa air terjun ini membawa kutukan bagi pasangan dimana bila pasangan yang berpacaran datang ke tempat ini diyakini akan bakal berakhir dengan putus.

    Begitupun juga yang tak boleh dilanggar yakni tak boleh buang sampah sembarangan, berbicara atau berteriak dengan kata-kata kotoratau tidak sopan, bertindak kasar terhadap monyet yang banyak dihuni di air terjun Coban Rondo, bahkan buang air semabarangan akan mendapatkan tulah. Bila ini dilanggar maka akan berisiko keserupan oleh makhluk halus.

    Legenda Air Terjun Coban Rondo

    Dalam bahasa Jawa Coban Rondo berarti Air Terjun Janda. Yang mana kisah ini dimulai adanya kisah sedih pasangan pengantin yang bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.

    Diceritakan bagaimana kisah ini bermula disaat keduanya tak mendengar nasehat orang tua dimana mereka melanggar apa yang dilarang dan dipantang untuk melakukan perjalanan sebelum hari salapan hari pernikahan (36 hari).

    Yang mana dalam tradisi Jawa tidak boleh melakukan perjalan sebelum salapan. Karena tak mendengar akhirnya menemui nasib sial yakni hubungan asmara mereka berakhir menuai bencana.

    Di dalam perjalanan dari gunung Kawi menuju kediaman orang tua Raden Baron Kusuma yakni gunung Anjasoro, tiba-tiba mereka diserang oleh Joko Lelono yang merasa tergoda akan kecantikan dari Dewi Anjarwati, untuk menyelamatkan Dewi Anjarwati, Raden Baron Kusuma memerintahkan pengawalnya untuk menyembunyikan Dewi Anjarwati ke belakang air terjun.

    Tak disangka Raden Baron Kusumo dan Joko Lelono sama-sama tewas dalam pertarungan. Janji untuk menjemput istrinya tak bisa dipenuhinya.

    Dewi Anjarwati tetap menunggu duduk di sebuah batu dibelakang  air terjun yang sekarang dinamai Coban Rondo. Hanya ratapan tangisan Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya di balik air terjun.

    Itulah mengapa masih banyak yang mempercayai mitos ini dimana ratapan Dewi Anjarwati mendatangkan kesialan bagi pasangan-pasangan yang datang ke sana.

    Boleh percaya boleh tidak kita kembalikan ke pribadi masing-masing. Yang mana pada akhirnya legenda berikut kutukan tersebut tak bisa kita buktikan dengan ilmu pengetahuan.
    Related Posts: