Table of Content
    Berbicara tentang mitos takkan ada habisnya, mungkin ini sudah tradisi sebagian masyarakat mempercayai yang telah diturunkan selama ini oleh orang-orang yang terdahulu. Tak bisa dipungkiri bahwa disetiap daerah pastinya memiliki kepercayaan yang berhubungan dengan mistis yakni mitos.
    Begitupun dikalangan masyarakat Jawa, begitu banyak mitos yang masih diyakini sampai sekarang. Seperti halnya mitos tentang larangan pernikahan, apa bila dilanggar ini akan berakibat fatal bagi pernikahan yang dijalaninya.
    Jika Ingin Langgeng Perkawinannya, Jangan Langgar Pantangan Ini !

    Mitos Larangan Pernikahan Yang Tak Poleh Dilanggar

    Setiap orang pastinya mengimpikan suatu pernikahan dengan orang yang kita cintai dan dengan restu kedua orang tua pastinya ini menjadi pelengkap kebahagiaan ini.
    Seiring dengan perjalanan waktu, terkadang pernikahan yang kita jalan mengalami kegagalan pastinya ini sangatlah menyakitkan dan mengecewakan atas gagalnya pernikahan ini. Terkadang pernikahan yang gagal karena adanya larangan-larangan baik dari larangan orang tua maupun larangan adat yang menjadi kepercayaan keluarga besarnya yang dipantang.
    Dimana kita ketahui masyarakat Jawa, masih ada beberapa larangan pernikahan yang berdasarkan adat yag masih diyakini dan dipercaya hingga kini.
    Adapun beberapa larangan pernikahan berdasarkan adat yang tak boleh dilanggar antara lain :

    Menikah di Bulan Syuro (Muharram)

    Hindarilah menikah di bulan Syuro atau Muharram, karena masyarakat Jawa mempercayai bahwa bulan ini sebagai bulan keramat sehingga dilarang menggelar hajatan apalagi pernikahan. Jika ini dilanggar, masyarakat meyakini dan percaya akan datang malapetaka atau musibah bagi pasangan yang menggelar pernikahan serta kedua keluarga besarnya.

    Weton Jodoh

    Di dalam masyarakat Jawa sebelum melangsungkan pernikahan akan dilakukan perhitungan weton jodoh atau kecocokan pasangan. Dimana dalam perhitungan weton jodoh ini akan ada beberapa weton yanag berjodoh atau tidak bisa cocok, dimana ketidak cocokan ini banyak masyarakat percaya jika pernikahan tersebut sebaiknya tidak dilangsungkan atau dibatalkan. Apabila hendak melakukannya haruslah melakukan ritual saat pernikahan dilaksanakan.

    Pernikahan Jilu/Lusan (Siji Karo Telu/Ketelu dan Sepisan).

    Pernikahan anak nomor satu dan anak nomor tiga sebaiknya dihindari dimana masyarakta Jawa percaya jika pernikahan ini dilakukan akan mendatangkan banyak cobaan dan masalah di dalamnya. 
    Dimana perbedaan karakter yang terlalu jauh dari anak nomor satu dan anak nomor tiga juga menjadi pertimbangan kenapa pernikahan ini sebaiknya dihindari.

    Pernikahan Siji Jejer Telu (Pernikahan Satu Berjejer Tiga)

    Orang Jawa meyakini jika pernikahan satu berjejr tiga sebaiknya dihindari dimana pernikahan siji jejer telu adalah ketika kedua calon mempelai sama-sama anak nomor 1 dan salah satu orang tua mereka juga anak nomor 1 di keluarganya. Dimana jika tetap dilangsungkan ini diyakini bahwa pernikahan ini akan mendatangkan sial dan malapetaka.

    Posisi Rumah Berhadapan

    Sebagian masyarakat yag ada di Jawa Timur melarang rumah calon mempelai yang saling berhadapan dilarang untuk menikah, dimana bila ini dilanggar dikhwatirkan akan datang berbagai masalah dikehidupan rumah tangganya nanti. 
    Namun jika memang hendak menikah hendaknya salah satu calon pengantai merubah posisi rumahnya agar tidak berhadapan. Ataukah calon mempelai dibuang dari keluarganya dan diangkat oleh kerabat mereka yang posisi rumahnya tidak berhadapan lagi dengan calon mempelai.

    Tidak Boleh Menikah di Tahun yang Sama

    Menurut adat Jawa dalam kepercayaan mereka bahwa tidak boleh ada pernikahan dalam tahun yang sama yakni kakak adik. Dimana salah satunya harus mengalah untuk menikah dengan pasngannya di tahun berikiutnya. Ini bila dilanggar pastinya ada salah satunya tidak  langgeng pernikahannya.

    Pernikahan di Tahun Kabisat

    Masyarakat Jawa meyakini bila melakukan pernikahan di tahun kabisat mereka meyakini bahwa pernikahan yang dilaksanakan pada tahun itu aaakan menyebabkan pasangan akan berpisah.

    Itulah beberapa larangan pernikahan di adat Jawa, boleh percaya boleh tidak. Meskipun ada beberapa larangan itu bila hendak kita melaksanakan hal yang sakrar tersebut yakni pernikahan selama diniati dengan niat yang tulus dan ikhlas dan kita berserah kepada Tuhan semata, Insya Allah Pernikahan tersebut akan baik-baik saja. Semoga ini bisa bermanfaat.

    Baca juga : Primbon Jawa Arah Jodoh Menurut Hari Lahir


    Related Posts: